Kita mungkin sering dibuat bingung dengan fungsi traffic cone. Benda berwarna jingga, berbentuk kerucut yang sering kita jumpai di tengah jalan atau di persimpangan ini. Selain di jalan raya, sekarang kita juga menjumpai traffic cone di dalam bangunan yang sedang ada perbaikan atau di depan toilet yang sedang dibersihkan.

Traffic cone adalah alat bantu sementara untuk menjadi penanda agar pengendara atau pejalan kaki hati – hati saat melintas. Warnanya yang mencolok memudahkan orang untuk melihatnya bahkan pada saat malam hari. Ukurannya yang besar dan terbuat dari bahan yang kuat dan kokoh menjadikannya tidak terbang tertiup angin atau jatuh karena tertabrak.

Sejarah Traffic Cone di Dunia

Traffic cone atau kerucut lalu lintas dibuat pada tahun 1940 oleh seorang pelukis jalanan bernama Charles Scanlon di Los Angeles. Dibuat pertama kali menggunakan bahan kayu untuk menghalangi mobil yang melintas karena jalan sedang dicat.

Tetapi, bahan kayu mudah rusak dan hancur apabila tertabrak sehingga bahan pembuatnya semakin dikembangkan. Bersama rekannya Rodney Taylor, Scanlon membuat traffic cone dengan bahan karet ban bekas. Pada tahun 1943 mematenkannya.

Produksi massal traffic cone dimulai pada tahun 1947 dan digunakan internasional pada tahun 1958. Penemuan ini dianggap sangat penting sebagai yakni fungsi traffic cone sebagai bagian dari keselamatan di jalan raya.

Perkembangan saat ini, traffic cone sudah dilengkapi dengan retroflective sehingga dapat memantulkan cahaya. Fungsinya agar alat ini tetap terlihat ketika diletakkan pada malam hari di tempat yang gelap. Saat ini traffic cone terbuat dari bahan plastik atau karet dengan warna jingga yang menyala.

Saat ini juga sudah tersedia traffic cone dalam berbagai ukuran. Semakin tinggi kecepatan kendaraan yang melintas, semakin besar dan tinggi juga ukuran traffic cone yang dipasang.

Fungsi Traffic cone secara Umum

Traffic cone merupakan alat bantu pengaturan lalu lintas yang tidak permanen, digunakan sebagai penanda di jalan raya atau di dalam bangunan. Perangkat ini membantu mengarahkan lalu lintas ketika sedang ada perbaikan jalan, ketika terjadi kecelakaan atau melindungi pekerja yang sedang melakukan perawatan jalan.

Traffic cone harus ditempatkan pada tempat yang mudah dilihat dan tidak mengganggu pengguna jalan.

Bahan dan Ukuran Traffic cone

Traffic cone dibuat dengan bahan plastik atau karet, ini merupakan bahan yang ideal. Karena cukup kuat dan elastis membuat traffic cone tidak mudah rusak saat kepanasan atau kehujanan.

Selain itu, bahan dasar plastik masih ringan sehingga fleksibel untuk dipindahkan tetapi cukup kuat untuk tidak roboh saat terkena angin. Juga tidak mudah patah ketika tidak sengaja tertabrak kendaraan.

Berdasarkan fungsinya dan peletakannya, traffic cone memiliki berbagai macam ukuran. Ukuran yang paling kecil adalah tinggi 12 inci (305 mm) dengan berat 1,5 lb (0,68 kg) biasanya diletakkan di indoor untuk peringatan lantai licin.

Selanjutnya ada ukuran 18 inci (457 mm) dan berat 3 lb (1,4 kg) yang bisa diletakkan di luar ruangan atau di jalan pada saat mengecat. Ukuran selanjutnya dengan tinggi 28 inci (711 mm) berat 7 lb (3,2) biasa diletakkan di jalan lokal.

Tinggi 28 inci (711 mm) dengan berat yang lebih besar yaitu 10 lb (4,5 kg) biasa diletakkan di jalan raya atau jalan tol. Yang paling besar memiliki ukuran tinggi 36 inci (914 mm) dan berat 10 lb (4,5 kg) juga bisa diletakkan di jalan raya atau jalan tol.

Walaupun terlihat sederhana, fungsi traffic cone sangatlah penting utamanya bagi keselamatan di jalan raya. Membantu mengalihkan arus kendaraan karena kemacetan perbaikan jalan atau kecelakaan.

Jika sobat EXCEL ingin tahu mengenai review ukuran atap uPVC Single Layer EXCELtech paling favorit dari GRAHAEXCEL yuk simak video berikut ini https://youtu.be/vMPp8KxZmtg